Memiliki perabot yang awet tentu saja menjadi idaman para ibu-ibu. Terlebih lagi jika perabot tersebut multifungsi atau bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan. Toples selain menjadi wadah untuk menyimpan sesuatu benda atau makanan, terkadang juga menjadi pajangan di suatu ruangan. Terdapat banyak sekali model toples di pasaran, salah satunya adalah toples anti panas. Toples tahan panas ini bisa menjadi alternatif hemat biaya pengeluaran rumah tangga karena tingkat keawetannya.
Kenapa Memilih Toples Anti Panas?
Toples atau lodong dalam bahasa Jawa digunakan untuk menyimpan makanan, seperti roti, permen, kerupuk dan masih banyak lagi. Beberapa ibu rumah tangga juga terbiasa setelah menggoreng sesuatu langsung memasukkannya ke dalam wadah tanpa menunggu dingin. Hal semacam itu tentu saja panas dari makanan tersebut sangat mempengaruhi kondisi dari tempat penyimpanannya.
Dengan toples tahan suhu panas tidak perlu lagi menunggu dingin karena memiliki kemampuan menahan panas. Makna dari kemampuan menahan panas bukan berarti tidak terasa panas sekali. Akan tetapi tahan terhadap kondisi panas, baik yang bersumber dari makanan, matahari ataupun dari panas jika berada di dekat sumber api. Dengan demikian toples ini dipastikan lebih awet.
Video TikTok dari akun @oopmunawaroh5 ini menampilkan review toples plastik tahan panas yang sangat cocok untuk menyimpan berbagai jenis makanan, baik kering maupun basah. Toples ini memiliki desain transparan sehingga isi di dalamnya mudah terlihat dan memudahkan pengambilan. Selain itu, toples ini diklaim tidak berbau plastik, sehingga makanan tetap aman dan tidak tercemar aroma yang mengganggu. Dengan kapasitas yang cukup besar, satu paket toples bisa menampung banyak makanan sekaligus, membuat dapur lebih rapi dan terorganisir. Toples ini juga mudah dibersihkan dan awet digunakan dalam jangka panjang. Cocok untuk kebutuhan rumah tangga.
Bahan Pembuatan
Toples anti panas umumnya dibuat dari bahan berkualitas tinggi yang mampu menahan suhu ekstrem, salah satunya adalah kaca borosilikat. Kaca jenis ini dikenal memiliki ketahanan luar biasa terhadap panas dan perubahan suhu di sekitarnya, menjadikannya pilihan utama untuk peralatan yang sering terpapar suhu tinggi. Tak hanya digunakan untuk toples, kaca borosilikat juga banyak diaplikasikan pada pembuatan gelas, piring, alat-alat laboratorium, bahkan lampu. Ketebalannya pun bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi dari benda yang dibuat.
Selain kaca, bahan lain yang populer untuk toples tahan panas adalah plastik polypropylene (PP). Plastik ini dikenal memiliki daya tahan tinggi terhadap panas, hingga mencapai 146 derajat Celsius. Karena itu, plastik PP sering digunakan dalam peralatan makan yang aman untuk microwave atau oven. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya mempertahankan keamanan pangan meskipun digunakan secara berulang kali.
Tips Perawatan
Agar toples anti panas tetap awet meski digunakan berulang kali, pastikan untuk menjaga dengan baik, mulai dari kebersihan, penyimpanan dan cara menggunakannya. Setelah selesai digunakan cuci bersih dengan sabun, bilas sampai benar-benar hilang sabunnya, lalu tiriskan hingga kering baru kemudian simpan ke dalam lemari perkakas.
Meskipun memiliki ketahan terhadap panas tetap usahakan agar toples tidak terpapar panas secara langsung agar semakin awet dan tidak rusak bentuk fisiknya. Jika memilih toples tahan panas yang berbahan plastik jauhkan dari benda tajam atau jangan sengaja untuk mengenainya dengan benda tajam semisal pisau atau paku. Pasalnya, secara fisik toples tersebut pasti tetap akan tergores atau rusak. Rawat dengan baik mengingat harganya yang lebih mahal dari toples biasa.
Memilih perabot erat kaitannya dengan biaya pengeluaran rumah tangga, maka dari itu memilih perabot yang awet seperti toples anti panas ini adalah solusi yang tepat. Para ibu tidak perlu membeli berulang-ulang karena perabotnya tahan lama. Toples yang terbuat dari kaca juga menghadirkan kesan rapi dan aesthetic saat ditata. Sehingga ruangan menjadi lebih cantik, bahan makanan juga menjadi aman dari serangga dan debu. /afa
